script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2756064245665819" crossorigin="anonymous">
Berita

Baru Selesai Dibangun, Puluhan Meter Pagar Lapas Kelas III Kotapinang Ambruk Diduga Akibat Minimnya Drainase

Baru Selesai Dibangun, Puluhan Meter Pagar Lapas Kelas III Kotapinang Ambruk Diduga Akibat Minimnya Drainase

Labusel,journalistCyber.com

Pagar pembatas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Kotapinang yang baru rampung dibangun kini menjadi sorotan publik setelah puluhan meter bagian pagar tersebut ambruk hanya beberapa hari usai proyek dinyatakan selesai.

Proyek pembangunan pagar ini dilaksanakan oleh CV. Auva Adhyaksa selama 120 hari kalender, dengan pengawasan dari CV. Seraya Serumpun Consultant dan perencanaan oleh CV. Syarsamas. Pembangunan tersebut menelan anggaran sebesar Rp2.384.542.468,24 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024 melalui alokasi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Wilayah Sumatera Utara.

Lokasi pembangunan berada di Jalan Rabat Beton Kilo Enam Aek Torop, Desa Asam Jawa, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Namun demikian, papan informasi proyek justru mencantumkan lokasi di Kotapinang, menimbulkan pertanyaan publik mengenai keakuratan informasi dan transparansi pelaksanaan proyek.

Kepala Lapas Kelas III Kotapinang, Loviga Ferdinanta Sembiring, saat dikonfirmasi pada Kamis (17/4/2025) pukul 16.13 WIB, mengungkapkan bahwa proyek telah selesai dan sudah diserahterimakan melalui Berita Acara Serah Terima (BAST), serta diperiksa oleh pihak Inspektorat.

“Sudah diperbaiki, Bang. Saya rasa ini bencana. Tapi terima kasih atas atensinya, akan kami evaluasi,” ujar Loviga melalui pesan WhatsApp.

Sementara itu, Mandor proyek, M. Alfi, saat dimintai keterangan pada Jumat (18/4/2025), mengakui bahwa area pembangunan tidak dilengkapi dengan saluran pembuangan air, karena item tersebut tidak tercantum dalam kontrak kerja. Ia juga menyatakan bahwa pagar yang ambruk telah diperbaiki. Namun, saat ditanya mengenai retakan pada bagian pagar lainnya, ia enggan memberikan komentar lebih lanjut.

Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO), Labusel, Candra Siregar, S.H., turut menyoroti persoalan ini. Ia menyebutkan bahwa dari pantauan di lapangan ditemukan sejumlah kejanggalan, seperti pembangunan pagar di bawah gundukan tanah tanpa pematangan lahan yang memadai serta ketiadaan sistem drainase yang menyebabkan genangan air saat hujan deras, diduga menjadi penyebab runtuhnya pagar.

Lebih lanjut, ditemukan pula keretakan pada sejumlah bagian pagar meski proyek belum lama selesai. Kondisi ini memperkuat dugaan bahwa kualitas konstruksi kurang baik dan volume pekerjaan tidak sesuai spesifikasi, yang berpotensi memperpendek umur bangunan.

Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran dan kritik tajam dari masyarakat terkait akuntabilitas, pengawasan, dan kualitas pelaksanaan proyek pemerintah yang menyedot anggaran hingga miliaran rupiah.(JC)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button